Kamis, 05 Mei 2011

INSTRUMEN DERIVATIF

Instrumen derivatif adalah instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset dasarnya (underlying asset).  Asaet yang menjadi dasar tersebut bisa sangat beragam, mulai dari sekuritas (saham, obligasi), komoditas (emas, olefin), valas bahkan instrumen dervatif lainnya.  Manfaat instrumen derivatif dalam manajemen risiko adalah sebagai pelindung (hedging) dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dimasa depan.   Berikut  ini beberpa instrumen derivatif yang umumnya digunakan di Indonesia.
Forward
Instrumen derivatif forward merupakan instrumen derivatif yang paling tua, dimana didalam implementasinya dinyatakan dalam kontrak yang dibedakan menjadi kontrak spot atau kontrak forward.  Kontrka spot mengandung pengertian bahwa pertukaran ynag berlaku sesuai dengan kondisi saat itu dengan tidak mempertimbangkan waktu atau dengan kata lain cash and carry (bayar dan bawa pulang).  Misalnya kontrak spot berupa kurs valuta asing. Apabila kita ingin memperoleh dollar sedangkan mata uang yang kita miliki adalah Rupiah, maka kita dapat memiliki dollar dengan menukarkan uang rupaih kita sesuai dengan kurs yang berlaku pada saat itu.  
Sedangkan pada kontrak forward atau kurs forward kita dapat menyatakan waktu penyerahan sesuai dengan yang kita inginkan, misalnya kontrak forward 3 bulan untuk kurs Rp. 9000/$.  Pada kondisi ini dalam waktu 3 bulan kedepan kita dapat memiliki dolar dengan menyerahkan uang rupiah sebesar Rp. 9000/$
Berikut ini perbedaan antara kurs spot dan kurs forward pada sat jual maupun beli.
Beli
Waktu
Transaksi Spot dengan kurs
Beli Rp. 9000/$
Transaksi Forward dengan kurs
Beli (long) utk 3 bulan Rp. 9000/$
t = 0
·     Menyerahkan Rp. 9000
·     Menerima 1 $
Tanda tangan kontrak forward (long) beli untuk 3 bulan
t = 3 bulan mendatang

·     Menyerahkan Rp. 9000
·     Menerima 1 $

Jual
Waktu
Transaksi Spot dengan kurs
Jual Rp. 9000/$
Transaksi Forward dengan kurs
Jual (short) utk 3 bulan Rp. 9000/$
t = 0
·     Menyerahkan 1 $
·     Menerima  Rp. 9000
Tanda tangan kontrak forward (short) jual untuk 3 bulan
t = 3 bulan mendatang

·     Menyerahkan 1 $
·     Menerima  Rp. 9000

Hedging dengan Forward

Hedging bertujuan untung melindungi nilai investasi yang kita miliki, misalkan seorang manajer investasi memilki nilai investasi adalah Rp1 milyar. Selanjutnya nilai investasi dalam bentuk   portofolio obligasi ini mempunyai nilai pasar saat ini adalah Rp1,2 milyar. Dengan demikian ia sudah memperoleh keuntungan sebesar 20%.

Mengingat tingkat bunga pada saat ini yang berfluktuasi tajam, dimana jika tingkat bunga meningkat, nilai portofolio dia akan turun, sedangkan jika tingkat bunga menurun, nilai portofolio dia akan meningkat. Pada saat ini manajer investasi merasa sudah puas dengan margin yang dimiliki saat ini (20%) dan tidak ingin mengambil risiko terhadap perubahan tingkat bunga. Dimana dalam tiga bulan mendatang portofolio dia akan dievaluasi, dan ia ingin tetpa mempertahankan kondisi saat ini. Untuk itu manajer tersebut bisa melakukan hedging dengan menggunakan forward obligasi. Lebih spesifik lagi, ia bisa memasuki kontrak forward, yaitu short forward obligasi dengan jangka waktu 3 bulan. Misalkan ia berhasil menemukan partner yang bersedia melakukan transaksi forward obligasi dengan jangka waktu 3 bulan, dengan harga Rp1,2 milyar (sama dengan harga pasar saat ini). Misalkan tiga bulan mendatang tingkat bunga meningkat yang mengakibatkan nilai obligasi turun menjadi Rp900.000. Tabel berikut ini meringkaskan hasil dari hedging tersebut.

Harga pasar obligasi = Rp900 juta
·        Posisi spot (mempunyai atau long obligasi) dengan nilai Rp1,2 milyar
·        Posisi forward (jual atau short obligasi dengan harga Rp1,2 milyar
– Rp 300 juta

+ Rp 300 juta
Total keuntungan/kerugian
0

Tabel di atas menunjukkan:
(1) Kita rugi di obligasi (posisi spot obligasi), karena nilainya turun sebesar Rp300 juta (Rp900 juta – Rp1,2 milyar)
(2) Tetapi kita untung di forward obligasi, karena kita bisa menjual dengan harga Rp1,2 milyar, sementara harga pasar obligasi adalah Rp900 juta. Kita untung sebesar Rp300 juta.
(3) Total keuntungan = keuntungan di posisi spot + keuntungan di posisi forward,
Total keuntungan = – Rp300 juta + Rp300 juta = 0

Jika kita tidak melakukan hedging, kita akan rugi sebesar Rp300 juta. Setelah memasuki kontrak hedging, kerugian di obligasi kita bisa dikompensasi oleh keuntungan di posisi forward, dengan nilai yang sama, sehingga total keuntungan menjadi 0. Dengan kata lain, perubahan tingkat bunga tidak akan mempengaruhi nilai obligasi kita. Nilai obligasi kita tiga bulan mendatang akan tetap pada nilai Rp1,2 milyar. 

Mengingat kontrak forward merupakan kontrak kesepakatan antara pihak pembeli dan penjual secara langsung sehingga memilki tingkat fleksibiltas yang tinggi sesuai dengan kesepakatan pembeli dan penjula.  Pada kondisi ini kontrak forward memilki variasi yang tinggi atau tidak terstandarisasi sehingga sulit untuk diperjual belikan atau diperdagangkan.  Hal seperti ini menyebabkan kontrak forward memiliki kelemahan sebagai berikut:
·        Kurang likuid (sulit diperjual belikan)
·        Risiko default (tidak terbayar) cenderung tinggi yang disebabkan tidak melibatkan pihak atau lembaga lain.

Futures

Instrumen derivatif futures merupakan instrumen derivatif yang menjadi solusi dalam mengatasi kelemahan pada instrumen derivatif forward . Untuk itu instrumen derivatif futures didesain dengan kondisi:

1.      Standarisasi kontrak
Standarisasi kontrak futures dilakukan dengan :
·        Penetapan besaran per kontrak sesuai dengan mata uang yang penetapannya dilakukan oleh bursa.  Misalnya kontrak futures dolar Australia adalah sebesar A$ 100.000.  Untuk itu bila kita mempunyai eksposure sebesar A$ 150.000 maka kita harus membeli 1 kontak senilai A$. 100.000 atau 2 kotrka senilai A$ 200.000.  
·        Btas waktu kontrak adalah sesuai dengan yang ditetapkan bursa misalnya Maret, Juni, September dan Desember (untuk waktu 3 bulan). Untuk itu eksposure ynag dimiliki juga harus menyesuaikan pada kondisi tersebut.
·        Kualitas komoditas. Tidak semua komoditas dapat di-futures-kan.  Jenis komoditas dan kualitas dari komoditas yang dapat di-futures-kan ditentukan oleh bursa. Misalnya kopi kualitas A sehingga kopi dengan kualitas yang lain tidak dapat difutureskan. 

2.      Menggunakan mekanisme marking to market (penyesuaian terhadap harga pasar) setiap hari dan diperdagangkan melalui bursa.

Melalui mekanisme marking to market, posisi kontrak disesuaikan dengan harga pasar setiap hari. Proses penyesuaian pada bursa ditentukan berdasarkan perubahan yang terjadi baik itu untung atau rugi pada setiap harinya. Untung berarti menambah saldo, sementara rugi akan mengurangi saldo.

Untuk memperjelas situasi tersebut, misalkan seorang investor membeli (long) satu kontrak futures euro pada pagi hari, dengan harga  ¥ (200)/Î. Besarnya kontrak adalah Î1.000 dengan jangka waktu jatuh tempo adalah dua hari mendatang. Dalam kurun waktu 2 hari tersebut kurs atau harga futures yen/euro adalah sebagai berikut ini.
 
Hari
Kurs futures
0 (penutupan)
(Y250)/Î
1
(Y160)/Î
2
(Y100)/Î

Misalkan deposit adalah 100.000 yen, saldo minimal adalah 100.000 yen (besarnya deposit dan saldo minimal ditentukan oleh Bursa). Deposit diberikan pada waktu investor membeli kontrak tersebut. Jika saldo minimal tidak terpenuhi, investor tersebut akan dipanggil oleh Bursa (namanya margin call), dan investor diharuskan untuk menutup kekurangan tersebut.

Tabel berikut ini meringkaskan proses marking to market setiap hari untuk kontrak tersebut.

Hari
Kurs Futures

Hasil Mark to Market
Saldo
0 awal
200
Deposit
100.000
0
250
(250 – 200) x 1.000 = +50.000
150.000
1
160
(160 – 250) x 1.000 = -90.000
60.000


margin call karena saldo yang terjadi di bawah saldo minimal

2
100
Deposit tambahan sebesar 40.000 yen
(100 – 160) x 1.000 = -60.000
100.000
0


Kontrak ditutup. Investor menyerahkan 100 x 1.000 = 100.000 yen, dan menerima 1.000 euro




Total Kerugian/Keuntungan = 50.000 – 90.000 – 60.000 = – 100.000 yen (rugi) 


Kolom pertama menunjukkan hari perdagangan yang berlangsung selama dua hari. Kolom kedua menunjukkan kurs futures yang berubah-ubah sampai hari kedua. Kolom ketiga menunjukkan untung / rugi karena perubahan kurs futures tersebut. Karena investor tersebut memegang posisi long futures euro, jika yen melemah terhadap euro (euro menguat terhadap yen), ia akan memperoleh keuntungan. Pada hari pertama, yen melemah terhadap euro. Investor tersebut akan memperoleh keuntungan. Keuntungan tersebut adalah 50.000 yen:

(Y250/e – Y200/e) x e1.000 = +Y50.000

Keuntungan tersebut ditambahkan ke deposit, sehingga saldo pada penutupan hari pertama adalah 150.000 yen. Pada hari kedua, yen menguat terhadap euro, sehingga investor tersebut mengalami kerugian. Kerugian yang terjadi adalah 90.000 yen. Kerugian tersebut dikurangkan dari saldo sebelumnya, sehingga saldo akhir menjadi 60.000 yen. Karena saldo tersebut di bawah saldo minimal, Bursa akan menelpon investor tersebut dan memintanya untuk menambah kas agar saldo minimal tetap terjaga. Telepon tersebut dinamakan sebagai margin call. Hari berikutnya, pagi hari, investor tersebut harus menyerahkan tambahan kas sebesar 40.000 yen. Kemudian pada penutupan, yen menguat lagi sehingga investor tersebut mengalami kerugian lagi. Tetapi karena kontrak sudah ditutup, investor tersebut menyerahkan uang sebesar 100 ribu yen, kemudian ia akan menerima 1.000 euro. Jika investor tersebut menolak untuk memberi tambahan kas (pada waktu dia kena margin call), maka kontraknya akan dibatalkan oleh Bursa.
            Dengan cara penyesuaian setiap hari seperti yang dijelaskan di muka, risiko default futures bisa dikurangi. Berbeda dengan forward, futures bisa menghindari akumulasi kerugian pada akhir periode. Pedagang yang tidak mempunyai modal yang cukup kuat dan mempunyai posisi yang merugikan, bisa keluar dari kontrak futures sebelum jatuh tempo. Pada forward, karena tidak ada mekanisme marking to market, akumulasi kerugian pada akhir periode bisa terjadi dan bisa membuat perusahaan yang membeli futures mengalami kebangkrutan.
            Kontrak futures bisa ditutup dengan mengambil posisi yang berlawanan. Sebagai contoh, dalam kontrak di atas, misalkan futures yang dipegang pedagang di muka ternyata menguntungkan, dia bisa mengambil posisi yang berlawanan (short) yang berarti menjual kontrak futures sebelum jatuh tempo. Dua posisi tersebut saling menghilangkan dan kemudian pedagang tersebut menerima keuntungan dalam bentuk kas. Pedagang tersebut tidak perlu benar-benar membeli euro pada jatuh tempo (tidak perlu melakukan actual delivery). Sebelum jatuh tempo, pedagang tersebut bisa menyelesaikan kontraknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar